bonjour,
Profiter de
ce qui est là,
Parce que Le temps ne reviendra pas

Rabu, 01 September 2010

Impian Dalam Kebodohan

Sungai madu bagai api yang bergejolak
Seperti bunga titian senja
Jari jemari ranting lusuh itu
Kini terkubur digelapnya seribu malam


Aku ini hanya bunga yang gugur
Nyaris busuk terinjak nanah
Aku tumbuh kembali di semak yang penuh derita
Tapi apakah aku bisa bertahan???



Hahaha... BODOH!!!!!!
Untuk apa aku menangis??
Tak ada jua yang akan datang
Hanya bisa memetik
Lalu dihempaskan bagai pasir hitam yang tak bernilai


Ketika Sang Surya merentangkan kemegahannya
kekayaan duniawi yang tak tertandingi
meski Pujangga intan datang menghampiri
Sang Surya datang membisik
" tak perlu mendengar, coba saja untuk tuli "
Sebercik embun menangis terisak perih
" aku tersakiti, dan kau pun tersakiti "
Pujanga itu datang bergumam
" kau takkan mengerti, hanya insan hina lah yang terbahak mendustai hati "
Seindah alunan hidup dari cinta bak mutiara pelita
Tersadarku dari kejenuhan ini
Aku pun berkata
" ternyata ada Tuhan yang melindungi ku, ada malaikat dengan sayap penuh kilauan yang menjaga ku "
Rembulan berpijar, lalu berkata
" jangan takut pada hidup ".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar